STRATEGI PERANG TZUN SU
Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Sun_Tzu |
Mungkin Tak Banyak Orang Mengenal tokoh ini namun tanpa kita sadari ternyata banyak diantara para Petinggi di Dunia Ternyata Menggunakan Beberapa dari STRATEGI PERANG TZUN SU, Di Postingan Kali ini ada beberapa kalimat yang mungkin bisa kita jadikan sedikit tambahan literatur serta motivasi kita ...
Sun Tzu (400 – 320 SM) diyakini sebagai penulis Art
of War (Seni Perang) sebuah karya militer klasik tertua dalam literatur Cina.
Art of War diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 716 – 735 Masehi dan seribu
tahun kemudian muncul di Eropa, bertepatan saat bangsa di benua itu memulai
suatu serbuan untuk mendominasi dunia.
Perang tidak pernah bisa dilepaskan dari politik.
Dan politik tidak pernah sepi dari perang, paling tidak “perang” antar partai,
politikus atau calon legislatif dan presiden. Perang itu dilakukan dalam rangka
meraih kesuksesan politik, bisa berupa karir di partai, kedudukan sebagai
anggota dewan, sampai jabatan nomor satu di sebuah negara demokrasi, yakni
presiden.
Perang pasti memerlukan strategi. Begitu juga
dengan “perang” di dunia politik. Selain dibutuhkan kecerdasan, di dunia yang
penuh intrik dan taktik ini diperlukan juga strategi-strategi jitu yang
efektif. Strategi perang yang baik, bukan hanya akan menghasilkan sebuah
kemenangan tetapi juga keselamatan bagi pemenangnya.
Perang adalah sebuah seni bak tarian kuas di atas
kanvas sang pelukis. Strategi adalah keras dan lembut kuasan cat, taktik adalah
gelap dan terang goresan warna. Kemenangan adalah kepuasan tatapan mata sang
pelukis di antara bangkai-bangkai cipratan cat dan bulu-bulu kuas yang
berserakan.
Berikut ini adalah sebagian isi dari Art of War
yang monumental tersebut sebagai pencerahan untuk para politikus dan juga anda
yang sekarang sedang “berperang” di bisnis, kantor, organisasi atau di tengah
masyarakat.
“Seni perang sangat penting bagi negara. Ini menyangkut masalah hidup dan mati, satu jalan (tao) manuju keselamatan atau kehancuran.”
“Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri. Maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah.
Kenali Bumi, kenali Langit, dan kemenanganmu akan
menjadi lengkap.”
“Sang jenderal adalah pelindung negara. Ketika sang pelindung utuh, tentu negaranya kuat. Kalau sang pelindung cacat, tentu negaranya lemah.”
“Kemungkinan menang terletak pada serangan. Mereka yang menduduki medan pertempurannya lebih dulu dan menantikan musuhnya, akan memperoleh
kemenangan.”
“Mengetahui kapan seseorang dapat dan tidak dapat bertempur adalah kemenangan.”
“Mengetahui menggunakan yang banyak dan yang sedikit adalah kemenangan.”
“Atasan dan bawahan yang menginginkan hasrat yang sama adalah kemenangan.”
“Bersikap siap dan menunggu musuh tidak siap adalah kemenangan.”
“Militer yang menang sudah menang lebih dulu, baru bertempur. Militer yang kalah bertempur dulu, baru mencari kemenangan.”
“Melawan yang banyak sama seperti melawan yang sedikit. Itu hanya soal bentuk dan nama.”
“Kejarlah rancangan-rancangan strategis untuk membuat musuh takjub. Maka kau bisa merebut kota-kota musuh dan menggulingkan negaranya.”
“Untuk menyerang dan pasti merebutnya seranglah di mana mereka tidak bertahan.”
“Untuk bertahan dan pasti tetap teguh, bertahanlah di mana mereka pasti menyerang.”
“Demikianlah kalau seseorang terampil menyerang, musuh tidak tahu di mana ia harus bertahan. Kalau seseorang terampil bertahan musuh tidak tahu di mana ia harus menyerang.”
“Jenderal yang terampil akan membentuk lawannya, sementara ia sendiri tanpa bentuk.”
Bagi seorang jenderal ada lima bahaya Bertekad mati, ia bisa tewas.Bertekad hidup, ia bisa tertangkap. Cepat marah, ia bisa dihasut.
Murni dan jujur, ia bisa dipermalukan. Mengasihi orang banyak, ia bisa dibuat jengkel.
Kelimanya adalah bencana dalam militer.”
“Gunakan keteraturan untuk menantikan kekacauan. Gunakan ketenangan untuk menantikan kebisingan, inilah yang dimaksud dengan mengatur hati dan pikiran.”
“Ada enam kesalahan yang bisa menyebabkan
kekalahan; yaitu pengkhianatan, ketidakpatuhan, kesia-siaan, ketergesa-gesaan, kekacauan, dan kekurang mampuan.”
Ketika dekat, wujudkan seolah-olah jauh. Ketika jauh, wujudkan seolah-olah dekat.
Demikianlah ketika ia mencari keuntungan,
pancinglah ia.”
“Keunggulan tertinggi adalah kemampuan menembus pertahanan musuh tanpa harus berperang. Pejuang terhebat adalah yang mampu menekan musuh
untuk menyerah tanpa perlawanan.”
Sumber isi tulisan : Art of War (Seni Perang) Sun
Tzu
Comments
Post a Comment