Kondisi Hutan Kita yang Semakin Berkurang dari tahun-ketahun |
Hai Sobat Blogger,, Apa kabar kalian,,? Semoga selalu diberi kesehatan oleh sang maha pencipta yah pastinya ^^ , Kali ini saya akan share tentang Prestasi cukup memalukan yang di torehkan negara kita indonesia yaitu sebagai salah satu negara perusak lingkungan terbesar di dunia, kedengarannya cukup miris dan memalukan yah apalagi negara kita terkenal sebagai paru-paru dunia, dengan banyaknya pulau-pulau yang membentang serta keanekaragaman flora dan fauna nya yang jarang dimiliki oleh negara-negara lainnya. namun dibalik itu nampak nya kita selaku manusia belum mampu mensyukuri nya secara mendalam, ini dikarenakan negara kita masih bercokol di urutan 4 sebagai salah satu negara perusak lingkungan terbesar..!!
Tambang Merupakan Momok Menakutkan bagi kerusakan Lingkungan |
memang tak bisa dipungkiri pesat nya kemajuan teknologi serta tuntutan penggunaan energi yang semakin besar dari tahun ke tahunnya jelas berdampak terhadap eksploitasi sumber daya alam besar-besaran akhir nya yang menjadi imbas ialah ekosistem lingkungan yang tidak lagi seimbang, banyak nya penggundulan hutan yang tidak dibarengi dengan reboisasi, makin marak nya tambang-tambang di negeri kita yang tak sesuai dengan kaidah-kaidah penambangan yang benar serta ketidak mampuan pemerintah untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pengrusakan lingkungan sehingga konsekuensi kerusakan lingkungan menjadi salah satu pilihan yang harus kita terima, ini semua tak lepas dari ulah oknum - oknum yang bersenang-senang dibalik kerusakan hebat ini, semoga dengan informasi ini sedikit memberi kita kesadaran bersama untuk kembali sadar dan menjaga bahwa kita memiliki amanah untuk mewariskan lingkungan yang sehat ini kepada anak cucu kita di kemudian hari.
Berikut Beberapa data yang kami himpun tentang beberapa negara yang menyumbang kerusakan lingkungan terbesar di dunia :
1. Brasil
Dari
semua tujuh kategori yang dipertimbangkan untuk hasil penelitian ini,
Brasil berada dalam semua peringkat sepuluh besar dalam kategori
penyumbang kerusakan terbesar di Bumi, kecuali penangkapan ikan di laut.
Peringkat 1 untuk kehilangan hutan alam, tempat ke-3 untuk menggunakan
pupuk, posisi 4 untuk spesies terancam dan penghasil emisi CO2, dan
tempat ke-8 untuk polusi air.
Untuk
apakah perusakan lingkungan yang luar biasa ini ditujukan? Sebagian
besar kerusakan hutan di Brasil terkait erat dengan hutan hujan Amazon
yang luas. Pembukaan lahan untuk kepentingan komersial, kebijakan
pemerintah salah arah yang tidak sesuai proyek Bank Dunia. Ditambah
eksploitasi komersial sumber daya hutan menjadi lahan kedelai, tanaman
kakao, perkebunan dan peternakan.
2. USA
Anda
mungkin akan berpikir, dengan semua kecerdasan, kecanggihan teknologi,
hukum yang sangat ketat dan didukung sumber daya negara ini, akan
menurunkan peringkat mereka sebagai negara penyumbang kehancuran bumi
terbesar kedua di dunia, ternyata tidak ! Meskipun Amerika
menempati peringkat 211 terbaik untuk konversi tempat tinggal dan
melestarikan alam, namun banyak perilaku buruknya yang melampaui
negara-negara lain. Dalam hal ini Amerika adalah pengguna terbesar
pertama dalam penggunaan pupuk dan nitrogen, fosfor dan potassium (NPK).
Penggunaan pupuk yang berlebihan mengakibatkan pencemaran bahan kimia
ini ke dalam air tanah, bahkan mengubah atau menghancurkan habitat alam.
Amerika Serikat peringkat 1 penghasil emisi gas CO2, peringkat 2
sebagai tempat polusi air, tempat ke-3 untuk penangkapan ikan di laut,
dan urutan 9 untuk spesies terancam.
3. China
Perairan
pesisir China semakin tercemar oleh segala sesuatu mulai minyak,
pestisida, dan limbah. China menduduki peringkat 1 untuk pencemaran air.
Di Cina, 20 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih,
lebih dari 70 persen dari danau dan sungai tercemar. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini memperkirakan bahwa hampir 100.000
orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang bersumber dari
polusi air.
Di
China, kepentingan pembangunan ekonomi selalu lebih diutamakan
ketimbang usaha pelestarian dan perlindungan lingkungan. China merupakan
pemakai energi listrik, gas, BBM dan bahan bakar fosil termasuk
batubara terbanyak di dunia untuk menggalakkan industrinya. China
menyumbang gas CO2 terbanyak kedua di dunia.
4. Indonesia
Menurut
Global Forest Watch, Indonesia adalah wilayah padat hutan pada tahun
1950, namun 40 % dari hutan yang ada pada tahun 1950 tersebut telah
hilang hanya dalam waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, Hutan
hujan tropis di Indonesia jumlahnya jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya
98 juta ha saja.
Indonesia menempati peringkat 2 untuk hilangnya hutan
alam dampak dari tambang serta penebangan pohon besar-besaran serta aktivitas industri lainnya dan peringkat 3 untuk spesies terancam. Indonesia menempati
peringkat 4 untuk emisi CO2, urutan 5 untuk penangkapan ikan di laut,
ranking 6 untuk penggunaan pupuk, dan urutan 7 untuk pencemaran air.
Saat ini hampir 70 persen sungai, danau dan pantai di Indonesia
tercemar, baik karena limbah industri maupun rumah tangga.
5. Jepang
Jepang
menempati peringkat 3 untuk penangkapan ikan di laut. Jepang dikenal
sebagai negara pemburu paus, ikan hiu, tuna dan berbagai jenis ikan
lainnya. Jepang selalu dituding sebagai negara penyebab langkanya
beberapa jenis ikan di laut. Jepang juga dianggap sebagai penyebab
langkanya jumlah ikan tuna sirip biru di Atlantik. Setelah moratorium
penangkapan ikan paus komersial pada tahun 1986, pemerintah Jepang mulai
lagi dengan "penangkapan ikan paus untuk tujuan penelitian" pada tahun
berikutnya, penelitian ini didokumentasikan dengan berakhirnya daging
ikan paus tersebut di piring-piring sashimi.Jepang menempati peringkat 5
untuk konversi habitat alam dan pencemaran air, dan urutan 6 sebagai
penghasil gas CO2.
6. Meksiko
Meksiko
memiliki lebih banyak spesies tanaman dan hewan dari hampir semua
negara lain: 450 jenis mamalia (Brasil, yang luasnya lebih dari dua kali
Meksiko hanya memiliki 394 jenis mamalia); sekitar 1000 jenis burung,
693 reptil, 285 amfibi dan lebih dari 2000 jenis ikan. Pada tahun
1990-an, banyak spesies yang diketahui sudah terancam: 64 mamalia, 36
burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan sekitar 85 ikan. Meksiko tidak
bergabung dengan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka
(CITES), perjanjian internasional utama untuk menghentikan perdagangan
tanaman dan binatang yang terancam dan hampir punah, yang mulai berlaku
sejak tahun 1975. Mexico adalah negara Amerika Latin
terakhir yang meratfikikasinya. Hal ini menjadikan Mexico menempati
peringkat 1 untuk spesies terancam. Juga peringkat 9 untuk kehilangan
hutan alam paling banyak di dunia.
7. India
India
berada pada peringkat 3 dunia untuk pencemaran air. Hal ini terjadi
sebagai dampak meningkatnya persaingan untuk air di berbagai sektor,
termasuk pertanian, industri, domestik, minum, pembangkit energi dan
lain-lain. Persaingan ini menyebabkan sumber daya alam berharga ini
menjadi cepat habis. Polusi air pada negara ini juga menyebabkan
penghancuran habitat satwa liar yang hidup di perairan. India menempati
peringkat 8 untuk tiga bidang: spesies terancam, penangkapan liar di
laut dan emisi CO2.
8. Rusia
Hanya
kurang dari separuh penduduk Rusia memiliki akses terhadap air minum
yang aman. Limbah kota dam kontaminasi nuklir menambah masalah besar
pada sumber air utama. Rusia di posisi ke-4 untuk pencemaran air
terburuk. Peringkat 5 terburuk pada kualitas udara dan pembuangan emisi
CO2, kualitas udara sama buruknya dengan kualitas air. Ada lebih dari
200 kota yang melebihi ambang batas polusi di Rusia. Peringkat 7 untuk
penangkapan liar di laut.
9. Australia
Sekarang
sekitar 11,5 persen dari total lahan tanah di Australia kini telah
dilindungi oleh pemerintah, lahan ini adalah tempat tumbuhnya banyak
pepohonan. Meskipun bertempat di padang pasir gersang, lahan ini
dilindungi pemerintah demi mengendalikan tingkat konversi lahan yang
mulai tak terkendali. Australia menempati peringkat 7 terburuk dalam hal
penggunaan lahan menjadi tempat tinggal, peringkat 9 untuk penggunaan
pupuk, dan urutan 10 untuk kehilangan hutan alam.
10. Peru
Negara
Amerika Selatan ini menempati peringkat 10 dari seluruh negara pencipta
dampak negatif terhadap lingkungan di dunia. Dari 179 negara, Peru
menempati peringkat 2 untuk penangkapan liar di laut dan peringkat 7
untuk penangkapan ilegal spesies yang terancam punah. Penangkapan yang
berlebihan dan perdagangan spesies terlarang menjadi penyebab utamanya.
Setelah Brasil, Peru merupakan negara urutan 2 dalam laju deforestasi
hutan di Amerika Selatan.
tepat sekali, indonesia memang tidak peduli dengan alam.
ReplyDeleteSemoga Kita dapat berbuat lebih baik lagi untuk melestarikan lingkungan kita untuk anak cucu kita semua di kemudian hari....
Deletehutan kalimantan saat ini tidak seperti dulu lagi, banyak oknum yg tidak bertanggung jawab.
ReplyDeletekunjungi jg ya banyak yang terupdate streaming/download movie box office free
terimakasih sudah sharing info ini
ReplyDeleteberita sosial